Callcenter188.com – Ini Dia 3 Strategi Jitu BPK Tingkatkan Efektivitas Audit BUMN – Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah merumuskan tiga strategi perubahan guna meningkatkan efektivitas audit BUMN. Langkah-langkah strategis tersebut merupakan upaya konkret dalam mengoptimalkan kinerja dan pengawasan terhadap BUMN, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih baik dalam menjaga kesehatan keuangan negara.
Dengan pendekatan yang terstruktur dan komprehensif, diharapkan BPK dapat lebih efisien dalam mengevaluasi dan mengaudit kinerja serta pengelolaan keuangan BUMN, demi tercapainya transparansi dan akuntabilitas yang lebih tinggi dalam pengelolaan sumber daya publik.
3 Strategi Jitu BPK Tingkatkan Efektivitas Audit BUMN
Berikut adalah tiga langkah cerdas yang diterapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk meningkatkan efektivitas audit pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pertama, adalah menerapkan pendekatan audit BUMN terpadu yang memadukan pemeriksaan kinerja dan kepatuhan dengan fokus pada kebijakan, efisiensi, dan efektivitas pengelolaan keuangan negara yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini diungkapkan oleh Anggota VII BPK, Slamet Edy Purnomo, seperti yang dilansir oleh Antara pada Sabtu, 18 Mei 2024.
Strategi kedua melibatkan pemeriksaan kinerja yang wajib terintegrasi pada BUMN yang signifikan, didukung oleh penggunaan data besar (big data) dan analisis data yang kuat. Dan yang ketiga, adalah peran proaktif dari BPK serta kerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk mendorong penguatan fungsi tata kelola (governance) dan manajemen risiko yang dimulai dari level Kementerian BUMN, holding, hingga BUMN itu sendiri.
Dengan upaya bersama ini diharapkan tata kelola dan manajemen risiko BUMN akan semakin diperkuat, sehingga BUMN dapat mencapai tujuan mereka secara optimal dan memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan nasional.
Slamet Edy Purnomo juga menekankan pentingnya untuk tata kelola dan juga manajemen risiko yang kuat bagi BUMN dalam mencapai tujuan strategis dan juga menghadapi tantangan yang sudah ada. Hal ini mencakup adaptasi terhadap isu-isu global seperti perubahan iklim dan penerapan kepedulian terhadap aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
Lebih jauh lagi, Edy menyoroti lima permasalahan yang dihadapi oleh BUMN, termasuk konflik kepentingan, persaingan tidak sehat antar BUMN, penilaian kinerja yang bias, biaya operasional yang tinggi, dan risiko moral yang signifikan. Dia menekankan bahwa tata kelola yang lemah dan risiko moral yang tinggi telah mengganggu strategi bisnis di lingkungan BUMN.
Untuk mengatasi hal tersebut, Edy mendorong BUMN untuk mempunyai praktik GRC (governance, risk, and compliance) yang sudah terbukti berhasil di industri perbankan. Pendekatan ini memastikan bahwa setiap aspek diatur secara ketat sesuai dengan peraturan yang berlaku, sambil memperhitungkan aspek ESG yang mencakup lingkungan, sosial, tata kelola, risiko, dan kepatuhan.